Tuesday, January 12, 2016

ALAT PIJAT ELEKTRONIK

Stimulator Otot Manual 

Stimulator otot manual adalah alat pijat elektronik yang dioperasikan secara manual dengan penekanan tombol.  Setiap kali tombol ditekan akan dihasilkan stimulus tegangan tunggal yang kemudian disalurkan melalui dua lempengan kecil elektroda yang ditempelkan pada bagian tubuh, yang akan merangsang otot-otot motorik bereaksi.  Hasilnya adalah seolah-olah bagian otot-otot itu ditarik-tarik atau dipijat.

stimulator_otot

Daftar komponen :
R1 = 2,2Ω
R2 = 4,7Ω
P1 = 100k
C1 = 470...1000uF/10V
Sw1 = Push-on switch
Trf1 = Trafo 300mA
B1 = baterai 3,7V

Cara kerja alat pijat elektronik
Rangkaian bekerja dengan adanya pulsa tegangan DC dari baterai yang diberikan ke Trafo penaik tegangan Trf1 ketika Sw1 ditekan.  Kombinasi R2 dan C1 membuat tegangan yang dihasilkan tidak murni tegangan “blok”, dimaksudkan agar efek stimulasi pada otot lebih nyata dan lebih terasa.  R1 memberikan batasan beban untuk baterai, supaya baterai tidak terbebani berlebihan, terutama ketika penekanan tombol Sw1 tanpa sengaja berlangsung agak lama.
Trf1 menaikkan pulsa tegangan hingga ke taraf tertentu.  Ada dua pilihan, yaitu pada titik 110V pada trafo (terjadi penaikan pulsa tegangan sekitar 18X) atau pada titik 220V pada trafo (terjadi penaikan tegangan sekitar 36X dari pulsa input trafo).  Garis putus-putus menggambarkan pilihan sambungan dan hanya disambungkan ke salah satunya saja, misalnya ke tap 110V trafo atau ke tap 220 trafo.  Jika hendak dibuat switch pilihan maka ujung potentiometer dapat disambungkan ke kutub kontak sebuah switch 2 posisi.  Posisi pertama dari switch disambungkan ke tap 110V trafo dan diberi label (misalnya) : low-output, sedangkan posisi kedua dari switch disambungkan ke tap 220V trafo dan diberi label (misalnya) : high-output.
Potentiometer P1 mengatur tegangan pulsa output.
P1 sebaiknya menggunakan potentiometer yang bentuknya besar karena yang bentuknya besar biasanya mempunyai ketahanan yang lebih baik.
P1 bersama resistansi kulit akan membentuk “load-resistance” (resistansi beban) pada tingkat output, karenanya penyetelannya bukan hanya menentukan taraf tegangan, tapi juga sebagai penyesuai kepekaan untuk berbagai kondisi kulit.
Pada praktek konstruksi, bisa ditambah saklar pilihan pada bagian input trafo, yaitu pada titik 6V, 7,5V atau 9V.  Pada bagian output juga bisa saja dibuat saklar tambahan untuk pilihan titik 110V atau 220V.
Sebagai catatan bahwa angka-angka pada trafo tidak menunjukkan besar tegangan kerja, misalnya pada titik 220V bukan berarti besar tegangan output pada titik itu adalah 220V.   Tidak usah takut.

Pembuatan alat pijat elektronik
Lempeng elektroda bisa dibuat dari seng atau bahan stainless yang diptong kecil bujur-sangkar untuk sitempelkan pada bagian badan dengan plester.
Sw1 adalah switch “push-on” yang hanya akan “on” ketika ditekan, ketika dilepas ia tidak on lagi.  Switch ini hanya ditekan sekejap-sekejap saja (tidak ditekan lama-lama) ketika digunakan.
Trafo yang digunakan tidak kritis, bisa yang 300mA, atau 500mA atau 1A.  Tetapi di sini tidak dipentingkan berapa Ampere trafo yang digunakan, meskipun yang digunakan mempunyai kemampuan arus lebih besar hasilnya akan tetap saja sama.
Karena itu, untuk efisiensi yang terbaik adalah justeru menggunakan trafo yang kecil.
Untuk baterai, digunakan baterai HP 3,7V.
Sebagai unit charger-nya bisa dilihat pada : Lampu sein untuk sepeda .
Atau pada : Lampu darurat mati listrik .

Dari yang pernah dibuat dan telah dicoba oleh beberapa orang, rangkaian alat pijat elektronik ini tidak mengandung masalah dan normal saja.  Tetapi sebaiknya jangan berharap bahwa alat pijat ini bisa menggantikan peran tukang urut profesional secara utuh.  Biar bagaimanapun hasil kerja manusia masih jauh lebih baik dibanding hasil kerja mesin atau peralatan elektronik yang tidak mempunyai jiwa dan perasaan apapun.
Terakhir, yang perlu diperhatikan adalah agar jangan mengaktifkan rangkaian ketika sedang di-charge.

No comments:

Post a Comment