Tuesday, January 12, 2016

Modifikasi Power supply Tv LG STR S5707

Modifikasi Power supply Tv STR S5707 dan STR S6707. Beberapa hari kebelakang dapat servisan tv jadul merk LG dengan model CA-14A32 dengan kerusakan tv mati total, dan sambil membongkar tv saya ngobrol-ngobrol dengan pemilik tv tersebut yang katanya tv ini dimatikan oleh pemilik pada saat sebelum hujan karena ditakutkan tv kena petir dan setelah hujan reda dan menyalakan tv ternyata tv tidak mau hidup alias tv matot. Setelah saya perhatikan dan saya periksa ternyata STR S5707 dalam keadaan short, saya coba cari di tempat penyimpanan sparepart dan mesin tv bekas ternyata tidak ada, setelah beberapa lama pemilik pun pamit dan meninggalkan tv ditempat saya berhubung STR harus beli dulu. Saya lanjutkan pemeriksaan tvnya siapa tau masih ada lagi komponen yang rusak, dan ternyata masih banyak ditemukan          elko yang sudah kering dan beberapa komponen lainnya seperti resistor.

Berhubung tidak ada STR S5707 tersebut saya langsung berangkat untuk membeli berikut sparepart untuk tv lainnya, alhasil STR tersebut tidak saya temukan di toko penjual sparepart langganan dan jikapun ada harganya cukup mahal, akhirnya pulang saja sambil berpikir cara untuk menyelamatkan tv LG tersebut apakah regulator tv akan saya ganti dengan Power Supply Gacun atau regulator TV bisa di modifikasi?

Akhirnya saya putuskan untuk memodifikasi saja regulator tv STR S5707 dengan transistor regulator.

CARA MODIFIKASI STR S5707 DAN 6707
STR S5707 dan STR S6707
 Untuk langkah-langkahnya adalah seperti berikut:
  • Siapkan Transistor Regulator seperti D2498, C5299 atau yang lainnya.
  • Potong kaki STR pada Pin 1 dan 3
  • Sambung kaki Transistor Regulator dengan kabel, kaki Basis sambungkan ke jalur PCB bekas kaki no 3 pin STR
  • Sambung kaki Kolektor ke jalur PCB bekas kaki no 1 pin STR
  • Sambung kaki Emitor ke kaki STR no 2 atau Ground.
  • Tempel dan baud transistor yang sudah disambung ke STR S5707 atau STR S6707 tersebut ke pendingin.
Modifikasi Power supply Tv LG STR S5707
  • Selesai

Tapi sebelum memodifikasinya pastikan dulu apakah STR pada kaki Drive(lihat gambar skema diatas) mengeluarkan tegangan berdenyut atau tidak? bila ya berarti bisa dimodifikasi, jika tidak berarti STR harus diganti dan jangan di modif.

Sekian Cara Modifikasi Power supply Tv LG STR S5707 atau STR S6707 semoga bisa membantu.

MEMFUNGSIKAN KONDENSATOR BIASA MENJADI KONDENSATOR NON-POLAR

Elco biasa dijadikan kondensator non-polar 

Kondensator non-polar atau bi-polar berkapasitas puluhan hingga ratusan µF seringkali sulit didapatkan. Bagaimana caranya agar kondensator (elco) biasa (elco yang berpolaritas) bisa berfungsi menjadi kondensator non-polar? Berikut adalah ulasan caranya.

Sebagaimana diketahui, kondensator biasa (elco yang mempunyai ketentuan polaritas positif dan negatif) mempunyai kaki-kaki elektroda yang tidak boleh tertukar dalam pemasangan polaritas tegangannya.   Ia mempunyai kaki elektroda + (positif) dan kaki elektroda – (negatif).  Apabila terbalik ia akan segera rusak dengan panas yang tinggi sambil mengeluarkan cairan atau kepulan asap.  Bahkan pada tegangan yang agak tinggi kondensator yang terpasang terbalik tersebut bisa meledak!
Pada rangkaian-rangkaian elektronik tertentu ada kalanya kondensator yang ditempatkan adalah kondensator khusus, yaitu kondensator non-polar, kondensator yang tidak mempunyai ketentuan polaritas tegangan untuk kaki-kaki elektrodanya sehingga pada pemasangannya boleh terbalik-balik.
Biasanya pada jalur di mana dipasang kondensator seperti itu polaritas tegangannya memang suka berubah-ubah, atau tidak ada tegangan DC yang tetap di bagian itu tetapi sarat dengan sinyal ac yang kuat. Yang menjadi permasalahan adalah ketika hendak dipasang kondensator non-polar di tempatnya itu tetapi kondensatornya tidak ada (misalnya karena tidak ada stock-nya atau tidak tersedia di pasaran).  Maka untuk mengatasi permasalahan seperti itu dipakailah kondensator biasa (elco yang berpolarisasi) dengan cara pemasangan seperti berikut :

elco non-polar 2

C1 dan C2 adalah dua buah elco yang disusun seri dengan kaki elektroda – (negatif) dari masing-masing elco dipertemukan. Hasilnya adalah sebuah kondensator non-polar Cx. Besarnya nilai kapasitas Cx adalah :

Cx = (C1 x C2) / (C1 + C2)

Contoh 1 : C1 = 100µF, C2 = 100µF, maka Cx = 50µF.
Contoh 2 : C1 = 1000µF, C2 = 1000µF, maka Cx = 500µF.

Perlu diketahui bahwa untuk fungsi ini kedua elco yang digunakan sebaiknya berkapasitas sama (seperti pada contoh) dan hendaknya dipilih elco dengan kwalitas yang baik.  Tetapi tidak terlalu masalah meskipun yang digunakan berbeda kapasitas dengan konsekwensi bagi sinyal-sinyal ac kedua elco itu akan mempunyai reaktansi yang berbeda.   Tegangan yang akan terbagi kepada kedua elco juga tidak akan sama.
Untuk ketentuan tegangan maksimal kondensator boleh saja setiap elco mempunyai tegangan maksimal setengah dari tegangan yang dibutuhkan.  Misalnya apabila yang dibutuhkan adalah kondensator non-polar 50µF/50V, maka untuk itu bisa disusun dua elco 100µF/25V.   Akan tetapi akan lebih aman jika menggunakan dua elco 100µF/50V.
Dan terakhir, dalam banyak hal besar kapasitas kondensator tidaklah terlalu kritis.  Jika hasil yang didapatkan sudah mendekati yang dibutuhkan maka itu sudahlah dianggap cukup.  Contohnya apabila yang dibutuhkan adalah kondensator non-polar 47µF tetapi hasil yang didapatkan 50µF maka ini tidaklah mengapa.

ALAT PIJAT ELEKTRONIK

Stimulator Otot Manual 

Stimulator otot manual adalah alat pijat elektronik yang dioperasikan secara manual dengan penekanan tombol.  Setiap kali tombol ditekan akan dihasilkan stimulus tegangan tunggal yang kemudian disalurkan melalui dua lempengan kecil elektroda yang ditempelkan pada bagian tubuh, yang akan merangsang otot-otot motorik bereaksi.  Hasilnya adalah seolah-olah bagian otot-otot itu ditarik-tarik atau dipijat.

stimulator_otot

Daftar komponen :
R1 = 2,2Ω
R2 = 4,7Ω
P1 = 100k
C1 = 470...1000uF/10V
Sw1 = Push-on switch
Trf1 = Trafo 300mA
B1 = baterai 3,7V

Cara kerja alat pijat elektronik
Rangkaian bekerja dengan adanya pulsa tegangan DC dari baterai yang diberikan ke Trafo penaik tegangan Trf1 ketika Sw1 ditekan.  Kombinasi R2 dan C1 membuat tegangan yang dihasilkan tidak murni tegangan “blok”, dimaksudkan agar efek stimulasi pada otot lebih nyata dan lebih terasa.  R1 memberikan batasan beban untuk baterai, supaya baterai tidak terbebani berlebihan, terutama ketika penekanan tombol Sw1 tanpa sengaja berlangsung agak lama.
Trf1 menaikkan pulsa tegangan hingga ke taraf tertentu.  Ada dua pilihan, yaitu pada titik 110V pada trafo (terjadi penaikan pulsa tegangan sekitar 18X) atau pada titik 220V pada trafo (terjadi penaikan tegangan sekitar 36X dari pulsa input trafo).  Garis putus-putus menggambarkan pilihan sambungan dan hanya disambungkan ke salah satunya saja, misalnya ke tap 110V trafo atau ke tap 220 trafo.  Jika hendak dibuat switch pilihan maka ujung potentiometer dapat disambungkan ke kutub kontak sebuah switch 2 posisi.  Posisi pertama dari switch disambungkan ke tap 110V trafo dan diberi label (misalnya) : low-output, sedangkan posisi kedua dari switch disambungkan ke tap 220V trafo dan diberi label (misalnya) : high-output.
Potentiometer P1 mengatur tegangan pulsa output.
P1 sebaiknya menggunakan potentiometer yang bentuknya besar karena yang bentuknya besar biasanya mempunyai ketahanan yang lebih baik.
P1 bersama resistansi kulit akan membentuk “load-resistance” (resistansi beban) pada tingkat output, karenanya penyetelannya bukan hanya menentukan taraf tegangan, tapi juga sebagai penyesuai kepekaan untuk berbagai kondisi kulit.
Pada praktek konstruksi, bisa ditambah saklar pilihan pada bagian input trafo, yaitu pada titik 6V, 7,5V atau 9V.  Pada bagian output juga bisa saja dibuat saklar tambahan untuk pilihan titik 110V atau 220V.
Sebagai catatan bahwa angka-angka pada trafo tidak menunjukkan besar tegangan kerja, misalnya pada titik 220V bukan berarti besar tegangan output pada titik itu adalah 220V.   Tidak usah takut.

Pembuatan alat pijat elektronik
Lempeng elektroda bisa dibuat dari seng atau bahan stainless yang diptong kecil bujur-sangkar untuk sitempelkan pada bagian badan dengan plester.
Sw1 adalah switch “push-on” yang hanya akan “on” ketika ditekan, ketika dilepas ia tidak on lagi.  Switch ini hanya ditekan sekejap-sekejap saja (tidak ditekan lama-lama) ketika digunakan.
Trafo yang digunakan tidak kritis, bisa yang 300mA, atau 500mA atau 1A.  Tetapi di sini tidak dipentingkan berapa Ampere trafo yang digunakan, meskipun yang digunakan mempunyai kemampuan arus lebih besar hasilnya akan tetap saja sama.
Karena itu, untuk efisiensi yang terbaik adalah justeru menggunakan trafo yang kecil.
Untuk baterai, digunakan baterai HP 3,7V.
Sebagai unit charger-nya bisa dilihat pada : Lampu sein untuk sepeda .
Atau pada : Lampu darurat mati listrik .

Dari yang pernah dibuat dan telah dicoba oleh beberapa orang, rangkaian alat pijat elektronik ini tidak mengandung masalah dan normal saja.  Tetapi sebaiknya jangan berharap bahwa alat pijat ini bisa menggantikan peran tukang urut profesional secara utuh.  Biar bagaimanapun hasil kerja manusia masih jauh lebih baik dibanding hasil kerja mesin atau peralatan elektronik yang tidak mempunyai jiwa dan perasaan apapun.
Terakhir, yang perlu diperhatikan adalah agar jangan mengaktifkan rangkaian ketika sedang di-charge.

PERBAIKAN TV LG ULTRA SLIM, CHASSIS CW81A

LG ultra slim
Beberapa model TV LG dengan chasis CW81A adalah : 21SL3RD, 21SL3RD-T3, 21FU3RL, 21FU3RL-T3, 21FB7CG dan yang lainnya. Kerusakan yang paling umum terjadi pada TV ini adalah mati total, namun penyebabnya bisa bermacam-macam.
Berikut ini adalah ulasan tentang perbaikan kerusakan mati total dari TV ini, berdasarkan beberapa kasus yang pernah dialami oleh penulis.

Kerusakan tombol power.
Mungkin kerusakan mati total karena adanya kerusakan tombol/switch power adalah kerusakan yang paling ringan dari TV ini. Prosedur pemeriksaan kerusakan mati total pada TV ini perlu dimulai dari pemeriksaan kondisi switch power (Sw801), apakah kontaknya masih baik ataukah sudah rusak.
Kontak switch bisa langsung diperiksa (dalam posisi on) tanpa harus mencabutnya dari rangkaian terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan AVO-meter Ohm x1.
Kerusakan tombol power umumnya adalah kerusakan tersendiri, dengan mengganti tombol power dengan yang baru TV sudah langsung dapat berfungsi kembali karena (biasanya) jika tombol power rusak komponen lainnya tidak ada yang ikut rusak.

Kerusakan IC power-supply.
IC SMPS menggunakan STRW6554A.
Tanda dari kerusakan IC ini adalah putusnya main-fuse F801dan terukur adanya hubung-singkat (short) antara pin 1 dan pin 3 dari IC (di-check dengan menggunakan AVO-meter Ohm X10).
Sebelum mengganti IC dengan yang baru perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kerusakan komponen lainnya yang biasa menyertai kerusakan IC. Pemeriksaan dilakukan terhadap komponen-komponen di seputar power-supply, seperti IC802 (PC17L1), IC804 (KIA78R09API), Q840 (KA431), C840 (22uF/50V), D845, ZD846, ZD851 atau komponen-komponen lainnya.
Tidak lupa pula memastikan bahwa nilai resistansi resistor R815 dan R816 tidak berubah, yaitu 91k. Begitu juga nilai kapasitansi C814. Bagian-bagian komponen ini jika bermasalah akan bisa menyebabkan tegangan keluaran sekunder power-supply jadi membesar. Ini dapat diketahui dengan melakukan pengukuran tegangan di titik B+ pada pin trafo fly-back, tegangan yang benar adalah +115V.

Apabila IC telah diganti dengan yang baru dan komponen-komponen lain di seputar power-supply telah dipastikan baik semua, pemeriksaan dilanjutkan ke bagian berikutnya, yaitu bagian power-horizontal. Beberapa kasus kerusakan IC power-supply adalah ekses transien overload akibat rusaknya komponen-komponen di bagian power-horizontal.

Kerusakan power horizontal.
Sebagian TV dengan chasis CW81A menggunakan transistor power-horizontal (Q402) C6090 (tanpa dioda dumper).
Transistor yang rusak adalah transistor yang telah “short” kolektor-emitornya, bisa di-check secara langsung tanpa harus mencabutnya dari rangkaian dengan AVO-meter Ohm X1 atau Ohm X10. Jika transistor short maka FR403 bisa ikut putus.
Rusaknya transistor ini sering disebabkan kondensator C414 (153/2kV atau 183/2kV) yang rusak terlebih dahulu. Ada kalanya dioda D407 (RU4AM) juga agak bocor.
Karena itu setiap kali terjadi kerusakan transistor power-horizontal, perlu untuk ikut di-test masih baik atau tidaknya beberapa komponen di sekitarnya seperti C414 dan D407. Untuk lebih aman sebaiknya juga diperiksa C402, C406, C408, C412, Q405. Yang rusak atau yang sudah meragukan baiknya diganti dengan yang baru.

Penggantian komponen yang telah diketahui rusak sedapat mungkin mengikuti kriteria aslinya. Sebagai contoh penggantian transistor Q402 (C6090) jika masih tersedia stock aslinya maka diganti dengan yang asli (original). Tetapi jika sulit mendapatkan stock yang asli maka dapat digunakan transistor alternatif.
Untuk hal ini yang perlu diperhatikan selain dari kemampuan daya adalah karakteristik “fall-time” dari transistor. Karena itu C6090 tidak bisa digantikan (misalnya) dengan transistor TT2170 karena akan cepat menjadi panas. Kemampuan TT2170 berada di bawah C6090.
C6090 setidaknya dapat diganti dengan transistor switching untuk penggunaan umum seperti C5002 (tanpa diode dumper) atau transistor power-horizontal dengan dioda dumper D1886, atau transistor berlabel high-speed seperti C4762, C4763, C4927 dan yang lainnya. Bentuknya memang berbeda, karena itu diperlukan sedikit modifikasi ketika menempatkannya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pada TV yang sudah berumur 3 tahun atau lebih biasanya kondisi banyak bagian-bagiannya sudah berubah, tidak lagi seperti ketika masih baru. Kondisi papan rangkaian, trafo fly-back, yoke-deflection, layar CRT dan lain-lainnya biasanya sudah mengalami penurunan keoptimalan. Karena itu wajar saja jika komponen seperti transistor power-horizontal atau IC output vertikal atau IC power-supply agak sedikit lebih panas ketika bekerja (dalam batas yang masih ditolerir). Akan lebih aman jika diberikan keping pendingin tambahan untuk mengkompensasi permasalahan ini.

lg ultra slim, inside

Pada gambar (A) di atas diperlihatkan keping pendingin untuk transistor horizontal yang telah dilakukan penambahan, dan pada gambar (B) diperlihatkan penambahan keping pendingin pada IC output vertikal. Setelah semuanya selesai dan ketika di-test tampak tampilan pada TV sebagaimana mestinya, TV dibiarkan hidup sebentar, antara 0,5 sampai 1 menit. Setelah itu TV kembali dimatikan dan panas pada keping-keping pendingin di-check (cukup disentuh dengan tangan), apakah masih berada pada batas yang normal ataukah berlebihan.
Jika panas terasa berlebihan maka perlu kembali dilakukan penelusuran, mungkin masih ada komponen rusak yang belum terdeteksi dan belum diganti. Jika panas dirasakan normal, TV di-test dengan dihidupkan setidaknya 3 jam dalam kondisi kap belakang sudah ditutup.

Kerusakan IC vertikal.
Berbeda dengan rancangan-rancangan TV terdahulu, banyak rancangan TV yang lebih baru menerapkan “multi protection mode” pada power-supply-nya, termasuk TV ini. Ketika bagian-bagian tertentu rusak short, overload atau tidak berfungsi maka power-supply akan segera menyetel diri pada mode proteksi. TV tidak bisa hidup dan tegangan-tegangan keluaran dari rangkaian power-supply akan terukur hanya turun-naik secara periodik tanpa pernah tetap pada level yang seharusnya. Karena itu ketika IC output vertikal pada TV ini rusak, yang terjadi juga seperti itu. Bukannya terlihat garis terang mendatar sebagaimana pada kebanyakan TV keluaran terdahulu jika mengalami kerusakan IC output vertikal.

Kerusakan-kerusakan lain.
Kerusakan IC audio dan kerusakan trafo fly-back adalah kerusakan yang tergolong langka pada TV ini. Kalaupun terjadi, gejalanya akan seperti kerusakan IC output vertikal, yaitu power-supply akan menyetel diri pada mode proteksi.
Yang terbaik jika mencurigai kerusakan trafo fly-back adalah dengan mencabutnya dari papan rangkaian dan lalu melakukan pengetesan terhadapnya dengan alat test trafo fly-back.
Trafo yang sudah jelek akan mengeluarkan loncatan api listrik yang lemah.

Permasalahan gambar melebar dan gambar melengkung ke dalam, di sisi tengah kiri dan kanan pada layar.
Ada kalanya permasalahan ini terjadi setelah penggantian beberapa komponen output horizontal. Ini disebabkan setelan yang tersimpan dalam chip memory tidak sesuai lagi dengan kondisi baru bagian output horizontal, atau setelan telah berubah akibat kerusakan yang telah terjadi.

EW setting

Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan penyetelan ulang linieritas gambar horizontal. Caranya adalah dengan menekan tombol menu pada remote-control tanpa dilepas, lalu tekan pula tombol menu yang ada pada TV hingga keluar tampilan tulisan-tulisan seperti diperlihatkan pada gambar (C) di atas. Arahkan kursor pada posisi EW WIDTH dengan menekan tombol P+ atau P- dan lalu kurangi lebar gambar dengan menekan tombol V-. Jika gambar justeru kurang lebar, tambah dengan menekan V+.
EW PARAB, EW TRAPE, EW UPCOR, EW LOCOR, dan EW COR semuanya perlu disetel ulang. Lakukan penyetelan ulang pada tiap-tiap bagian itu dengan memperhatikan perubahan bentuk gambar pada layar dengan seksama. Dapatkan tampilan gambar yang terbaik.
H POS adalah setelan untuk posisi senter gambar. Jika diperlukan bagian ini pun disetel ulang.
Apabila semua penyetelan telah dilakukan dan telah didapatkan linieritas gambar yang terbaik, simpan setelan ke dalam memory dengan menekan tombol OK pada remote-control.

Dalam kasus tertentu gambar terlalu melebar tanpa bisa diatasi dengan penyetelan EW WIDTH. Ini dapat disebabkan oleh kondensator C402 atau C412 yang rusak. Perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih teliti lagi.
Dan terakhir, semua penyetelan untuk linieritas horizontal di atas tidak akan dapat berfungsi jika rangkaian EW/pin-cushion tidak bekerja. Rangkaian ini meliputi komponen aktif IC401 (KA393/LF353), transistor Q405 (K2961) dan beberapa komponen pasif di sekitarnya. Harus dipastikan (terutama) bahwa kedua komponen aktif itu dalam keadaan baik.

Sampai di sini, rasanya telah cukup ulasan tentang perbaikan TV LG Ultra Slim chassis CW81A. Mungkin memang tidak terlalu lengkap, tetapi inilah yang bisa diulas.
Kini, tibalah saatnya untuk menikmati segelas kopi hangat.
Mudah-mudahan tidak sakit pinggang...

KERUSAKAN TV DENGAN POWER-REGULATOR STRS6707

Switching-regulator STRS6707 pernah banyak digunakan oleh beberapa merk TV pada tahun-tahun yang lalu. IC Regulator ini paling sering ditemukan pada TV merk Goldstarberbagai ukuran.  Beberapa model TV merk lain yang menggunakannya adalah Aiwa TV, Akari dan lain-lain.  Setelah sekian waktu berlalu, ternyata TV yang menggunakan IC regulator ini masih banyak beredar dimiliki orang.  Tempat-tempat service/reparasi elektronik masih sering menerima TV yang rusak yang menggunakan IC regulator ini. Karena itu, mungkin masih ada manfaatnya mengulas kerusakan TV yang menggunakan regulator STRS6707 ini.

IC STRS6707 similar dengan STRS6708 dan STRS6709, yaitu switching-regulator dengan transistor bi-polar pada output powernya.  Sirkit elektronik ketiga IC ini mirip, yang membedakan di antara ketiganya adalah rating kemampuan daya maksimum, arus konrol, dan beberapa parameter lain.

Kerusakan umum TV dengan power regulator STRS6707.
Gejala umum kerusakan power-supply yang paling sering terjadi pada TV yang menggunakan regulator ini adalah :
  • Power tidak normal, kadang TV bisa hidup, kadang tidak bisa hidup
  • Power tidak mampu menghidupkan TV meskipun terdapat tegangan pada pin 1 IC (DC main-power) sekitar 300V
  • Power mati total.
Power-supply yang tidak normal (kadang TV bisa hidup dan kadang tidak) lama-kelamaan akan berujung pada keadaan di mana TV tidak bisa hidup sama-sekali.

6707 circuit

Gejala kerusakan seperti itu disebabkan karena adanya kondensator (elco) yang rusak (kering), yaitu kondensator filter pada jalur tegangan supply IC (pin 9) atau kondensator kopel dari tingkat driver ke basis transistor power yang ada di dalam IC (kondensator yang terpasang di antara pin 3 dan pin 4 IC).  Dengan mengganti kedua kondensator ini dengan yang baik maka power-supply akan kembali normal.
Pada gambar di atas contoh kondensator filter adalah C809 dengan kapasitas 220µF/35V dan kondensator kopel adalah C811 dengan kapasitas 47µF/35V.
Pada TV Goldstar kondensator filter dan kondensator kopel berkapasitas sebagaimana yang telah disebutkan itu.  Tetapi sebenarnya nilai kapasitas kedua kondensator itu tidaklah baku, tidak harus senilai itu. Pada beberapa rancangan TV yang lain kondensator filter ada yang berkapasitas 100µF dan ada juga yang berkapasitas 470µF, sedangkan untuk kondensator kopel ada yang berkapasitas 220µF.  Yang terpenting adalah bisa mengenali manakah kondensator filter dan manakah kondensator kopel di dalam sirkit STRS6707 pada rancangan power-supply TV yang manapun.  Jika bisa mengenali atau mengetahuinya maka tidak akan salah dalam mengganti komponen yang dicurigai rusak.
Perhatikan gambar berikut ini :

strs6707 with elco

Untuk mengenali kondensator filter maka lihatlah kondensator yang kaki elektroda positifnya terhubung dengan pin 9 IC.  Berapapun nilai kapasitasnya, itulah kondensator filter yang dimaksud.
Untuk mengenali kondensator kopel maka lihatlah kondensator yang kaki elektroda positifnya terhubung ke pin 4 IC dan kaki elektroda negatifnya terhubung ke pin 3 IC.  Berapapun nilai kapasitasnya, itulah kondensator kopel yang dimaksud.
Cara mengenali kondensator filter dan kondensator kopel yang seperti ini berlaku bagi IC STRS5707, STRS6707, STRS6708 dan STRS6709.

Power-supply yang mati total biasanya terjadi karena kolektor-emitor transistor power yang berada di dalam IC telah mengalami “short” (hubung-singkat).  Sering menyertai kerusakan ini adalah putusnya sikring (fuse) di jalur masukan AC 220V.
Untuk mengetahui secara mudah bahwa telah terjadi short, IC bisa langsung ditest tanpa harus dicabut terlebih dahulu dari PCB.
Caranya adalah dengan melepaskan sambungan sumber AC 220V terlebih dahulu, lalu mengosongkan muatan kondensator perata (smoothing-capacitor) pada main-voltage dengan cara menghubung-singkat elektroda positif dan negatif kondensator itu menggunakan kabel atau menggunakan obeng yang direntangkan sehingga kedua elektroda tersambungkan dengan tuas obeng dan terkosongkan muatannya.
Pada gambar yang pertama di atas smoothing-capacitor ini adalah C803 dengan kapasitas 200µF/400V.
Setelah itu gunakan AVO-meter pada posisi Ohm X10 dan lakukan layaknya pengetesan transistor NPN di mana pin 1 sebagai kolektor, pin 2 sebagai emitor dan pin 3 sebagai basis.
Tentang pengetesan transistor NPN menggunakan AVO-meter telah dibahas jelas dalam :Pengetesan Transistor (2) .

Apabila telah dipastikan bahwa transistor power di dalam IC telah rusak, maka gantilah IC tersebut dengan yang baik.
Memang ada cara untuk memperbaiki power-supply tanpa harus mengganti IC, yaitu dengan menambahkan transistor power terpisah sendiri sedangkan pin 1, pin 2, dan pin 3 IC dicabut dari PCB dan dipotong hingga pendek karena ketiga pin IC itu sudah tidak difungsikan lagi.  Basis transistor power itu kemudian disambungkan ke tempat pin 3 pada PCB, emitornya disambungkan ke tempat pin 2 dan kolektornya disambungkan ke tempat pin 1.  Dengan cara seperti itu rangkaian power-supply akan kembali normal.
Namun cara ini tidak selalu bisa diterapkan karena ada kalanya kerusakan transistor power di dalam IC disertai juga dengan kerusakan pada bagian drivernya atau kerusakan pada tingkat sebelumnya.  Cara itu lebih layak ditempuh sebagai cara “darurat” ketika pilihan mengganti IC dengan yang baru memang tidak dimungkinkan.
Cara paling tidak beresiko adalah mengganti IC dengan yang baru karena harganya juga tidak mahal dan dari sisi kerapihan ini akan terlihat lebih baik.

Sebagai catatan terakhir, apabila kerusakan terjadi pada IC maka periksalah juga resistor peredam start (pada TV Goldstar nilainya 39Ω/7W) di sirkit masukan AC 220V.  Biasanya resistor ini ikut rusak (putus). Pada gambar yang pertama di atas resistor ini adalah R801 dengan nilai 1Ω/10W.
Periksa juga diode bridge, apakah masih layak digunakan ataukah sudah rusak.
Singkat kata, setiap kemungkinan kerusakan lanjutan yang menyertai kerusakan sebelumnya perlu ditelusuri dan diperiksa.  Kelebihan seorang tekhnisi akan terlihat di sini, yaitu ketelitiannya...