Saturday, June 19, 2021

Bagaimana cara menganalisa penyebab problem tegangan B+ over atau drops yg disebabkan problem bagian sekunder?

 Bagaimana cara menganalisa penyebab problem tegangan B+ over atau drops yg disebabkan problem bagian sekunder?

Bagaimana umpan balik mengatur tegangan B+ naik-turun?


Kuncinya adalah  pada ERROR AMPLIFIER dan OPTOCOUPLER.


• Pada saat pertama dibuat Switching reg.....Error amp masih primitif menggunakan sebuah transistor yg  tegangan emitor dikunci memakai zener 6.2v sebagaimana masih dijumpai  pd psu China (teg emitor harus terukur 6.2v).

• Error amp mengatur besarnya arus yng melalui Opto (lihat gambar jalur biru).

• Arus Error amplifier diatur oleh basis. 

• Dalam perkembangan selanjutnya, dibuat menjadi  ic yg kita kenal dg kode 431. Arus 431 diatur oleh pin-1

• Kemudian juga dibuat Error amp yg tegangannya sudah dikunci pd teg fixed tertentu, misalnya SE115, SE125 dll, yg tidak membutuhkan tambahan komponen resistor2 lagi.


Yg harus diingat adalah 2 buah rumus ini :

• Jika arus yg melalui Opto “makin kecil”, maka tegangan sekunder akan “naik”.

• Jika arus yg melaui Opto “makin besar”, maka tegangan sekunder akan “turun”. 


Beberapa contoh (lihat skema psu China).

• Jika R555 molor. Maka arus Opto akan turun, dan tegangan B+ akan naik

• JIka C1815 C-E short. Maka arus Opto akan naik, dan tegangan B+ drops.

• Jika VR diajust shg tegangan Basis naik. Maka arus lewat C1815 akan naik, arus Opto juga naik, dan B+ drops.

• Jika zener 6.2v short. Maka arus transistor akan naik, arus Opto juga naik, dan teg B+ drops.


Beberapa contoh (lihat skema psu Polytron pakai VR).

• Jika elko filter 14v kering. Maka 14v akan drops, arus Opto ikut drops, dan tegangan B+ akan naik.

• Jika R506 dari B+ molor. Maka tegangan pin-1 KA431 akan turun, arus KA431 jalur biru akan turun, arus Opto juga turun, maka teg B+ akan naik.