Friday, June 17, 2011

Keputusan Final

saat mata terpejam
air telah mengering
angin sejuk mengibaskan sanubari
tak terasa waktunya telah tiba

perlahan...
hati-hati..
berfikir..
termenung...

kemantapan menantang hati
kegelisahan menguap perlahan
kekuatan menyelimuti raga
doa mengiringi langkah kaki

dan..
keputusan final telah diambil
tak ada yang bisa melawan takdir
semua terjadi begitu cepat dan mengejutkan

Allah yang telah membukakan pintu hati
Allah yang telah mengijinkan semua terjadi
Allah yang telah menyandingkan pada apa yang di-Ridhoi
Hanya Allah.... hanya Allah yang mengatur semuanya....

hidup, mati, rizqi dan jodoh hanya Allah yang tahu semuanya
tak ada satu manusiapun yang bisa mencampuri-Nya
kita hanya bisa berdoa dan berusaha...
selebihnya Dia Yang Maha Mengetahui...

Semoga keputusan final ini akan berlanjut dikehidupan yang sebenarnya yaitu "AKHIRAT"
Robbana Hablana Min Azwajina Qurrota 'Ayun, Waj'alna lilmuttaqiina Imaamaa
Robbii Hablii Minas Sholihiin
Robbanaa Aatina Fiddunyaa Hasanah, wafil Aakhiroti hasanah, waqinaa Adzaabannaar
Amin..

(inspirate by me that get marriage last month)


Label: Coretanku

posted by Ratih @ 23:17 0 comments
Jumat, 09 April 2010
Senyuman Terakhir
Masih segar dalam ingatan saat pertama kali bertemu
Masih terbayang dimata senyumnya yang ikhlas tanpa beban
Masih terngiang dalam telinga kata-kata bijaknya
Masih terasa sentuhan lembut dari jarinya

Begitu indah...begitu berkesan...
Sejenak mengenalmu memberikan warna lain dalam hidupku. bersamamu aku dapat mengerti akan arti ketulusan, kesetiakawanan, keikhlasan dan cara menghargai hidup. bagimu hidup sangat bermakna...
Kehadiranmu membuatku percaya akan satu hal yang kadang tak mungkin bisa kulakukan sebelum mengenalmu...
rumput liar yang kering dan berduri kau siram dengan kesejukan air dari dalam hati hingga tumbuh subu rdalam sanubari. Tak pernah lelah menemani, tak pernah lelah untuk berbagi...

Semua terasa indah... dan berkesan di hati...
tapi teriknya mata hari tak mampu lagi membuat rumput segar kembali...
rumput tetaplah rumput... tetap menjadi gulma yang harus di basmi...
perlahan tapi pasti air pun tak lagi sanggup menyirami..
kering dan ringan, hanya angin yang setia menemani

Tak ada pertemuan tanpa perpisahan
Tak ada perpisahan tanpa air mata
Tak ada air mata tanpa senyuman
Tak ada senyuman tanpa keikhlasan

Semuanya telah berlalu seiring dengan berputarnya bumi pada porosnya dan bulan pada lintasannya. Tak ada yang mampu menghalanginya untuk pergi. Semua begitu cepat dan terduga. Tak tahu ada rahasia apa dikehidupan selanjutnya. Tak selamanya seindah apa yang dibayangkan. Tak selamanya berjalan sesuai keinginan. Hanya Tuhan yang tahu keinginan hati. Semua harus lapang dalam menerima kenyataan.

Hanya senyum itu yang teringat... senyum terakhir tanpa kata... senyum yang membuat dada bergetar... senyum yang akan selalu terkenang dalam jiwa...
Hanya sedikit yang ingin kuucapkan...
terima kasih telah menorehkan kenangan indah dalam hidupku

No comments:

Post a Comment