Wednesday, June 15, 2011

Anak Lelaki & Paku

Ada seorang anak laki-laki dengan watak yang buruk. Suatu hari ayahnya memberi dia sekantung penuh paku dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar perkarangan setiap kali dia kehilangan kesabaran atau berselisih paham dengan orang lain.

Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar dan pada minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri. Jumlah paku yang dipakainya berkurang hari demi hari. Anak lelaki tersebut sadar bahwa lebih gampang menahan diri dari pada memaku di pagar.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Lalu ayah anak tersebut menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap dia berhasil menahan diri dan bersabar.

Hari hari berlalu dan akhirnya tiba hari dimana anak lelaki tersebut bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar. Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: "Anakku, engkau sudah berlaku baik sekarang, tetapi coba kamu lihat, betapa banyak lubang yang ada di pagar. Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan bekas seperti ada di pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi hal itu akan meninggalkan luka. Tak perduli berapa kali kau meminta maaf ataupun menyesal, lukanya akan tetap berbekas dan tak akan hilang. Luka melalui ucapan sama seperti luka fisik. Kawan kawanmu adalah perhiasan yang langka. Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu"

No comments:

Post a Comment