Bagaimana cara menganalisa penyebab problem tegangan B+ over atau drops yg disebabkan problem bagian sekunder?
Bagaimana umpan balik mengatur tegangan B+ naik-turun?
Kuncinya adalah pada ERROR AMPLIFIER dan OPTOCOUPLER.
• Pada saat pertama dibuat Switching reg.....Error amp masih primitif menggunakan sebuah transistor yg tegangan emitor dikunci memakai zener 6.2v sebagaimana masih dijumpai pd psu China (teg emitor harus terukur 6.2v).
• Error amp mengatur besarnya arus yng melalui Opto (lihat gambar jalur biru).
• Arus Error amplifier diatur oleh basis.
• Dalam perkembangan selanjutnya, dibuat menjadi ic yg kita kenal dg kode 431. Arus 431 diatur oleh pin-1
• Kemudian juga dibuat Error amp yg tegangannya sudah dikunci pd teg fixed tertentu, misalnya SE115, SE125 dll, yg tidak membutuhkan tambahan komponen resistor2 lagi.
Yg harus diingat adalah 2 buah rumus ini :
• Jika arus yg melalui Opto “makin kecil”, maka tegangan sekunder akan “naik”.
• Jika arus yg melaui Opto “makin besar”, maka tegangan sekunder akan “turun”.
Beberapa contoh (lihat skema psu China).
• Jika R555 molor. Maka arus Opto akan turun, dan tegangan B+ akan naik
• JIka C1815 C-E short. Maka arus Opto akan naik, dan tegangan B+ drops.
• Jika VR diajust shg tegangan Basis naik. Maka arus lewat C1815 akan naik, arus Opto juga naik, dan B+ drops.
• Jika zener 6.2v short. Maka arus transistor akan naik, arus Opto juga naik, dan teg B+ drops.
Beberapa contoh (lihat skema psu Polytron pakai VR).
• Jika elko filter 14v kering. Maka 14v akan drops, arus Opto ikut drops, dan tegangan B+ akan naik.
• Jika R506 dari B+ molor. Maka tegangan pin-1 KA431 akan turun, arus KA431 jalur biru akan turun, arus Opto juga turun, maka teg B+ akan naik.